Euphoria wisuda masih terasa,
kebahagiaan masih melekat terasa sempurna, kemarin begitu mengesankan.
Tiba-tiba sore itu ada chat masuk
dari staf kampus, sepertinya ada hal penting, tidak biasanya. Setelah ku baca,
benar saja rupanya tawaran kerja di salah satu rumah sakit swasta kota Bandung.
Bertambah lagi kebahagiaanku hari itu, segala puji ku panjatkan hanya untuk-Mu
Allah yang telah meng-ada-kan segalanya.
Aku ceritakan kepada orang tua
sembari meminta restu mereka. Ini mimpi, iya salah satu mimpiku untuk bisa
kerja di rumah sakit tersebut. Semoga saja ini pun salah satu jawaban dari
do’a, semoga ini tempat terbaik menurut-Mu ya Allah.
Orang tua pun mengizinkan, meski
Bapa seperti yang masih setengah-tengah memberi izin, mungkin ya karena
jaraknya yang lumayan jauh dari rumah. Langsung saja aku siapkan berkas lamaran
yang sebenarnya sudah aku buat untuk dikirim ke rumah sakit tersebut, namun
ditolak satpam saat itu karena harus lewat e-mail. Belum sempat ku kirimkan
lagi, Alhamdulillah ada jalan lain.
Aku pun berencana untuk pergi ke
Kampus untuk melegalisir SKL (surat keterangan lulus) terlebih dulu, lalu pergi
ke RS tersebut. Pesan singkat pun masuk, pesan resmi yang berisi harus datang
untuk tes pada pagi hari tepat waktu. Rencana ke kampus pun dibatalkan, antara
khawatir karena SKL dan transkip nilai belum legal, aku berkonsultasi dan
memasrahkan apapun yang terjadi.
Keesokan harinya, aku diantar
Bapa menuju lokasi. Jujur, aku malu. Sampai juga pada masa dimana aku masih
diantar Bapa untuk bekerja. Jika diperhitungkan dari belakang, sudah berapa
tahun Bapa setia mengantarkan dan menjemputku kesana kemari. I love you Pa
hehehe.
Setiba disana, aku segera menemui
satpam seperti yang diarahkan dalam pesan. Ku kira hanya aku, rupanya ada
beberapa orang yang sepertinya sama sepertiku. Aku menerka-nerka, kompetitor
bukan ya. Semakin dag dig dug dengan segala ketidaksiapan, aku masih merasa ini
mimpi, sungguh di luar dugaan. Teman-teman mulai mengetahui saat aku pasang
status di medsos, dukungan dan do’a banyak terucap untukku. Terimakasih.
Prosesnya sangat cepat. Dari
mulai tes tulis, lanjut wawancara, tes Komputer hingga akhirnya hanya aku yang
lolos untuk tes kesehatan keesokan harinya. Allahuakbar, Alhamdulillah.
Ada yang harus ku renungkan.
Betapa besar kekuasaan Allah, betapa benar janji Allah. Hari itu, sekitar lima
orang pesaing yang sama-sama akan tes untuk satu posisi. Sedikit aku
berbincang, rata-rata mereka sudah memasukan lamaran beberapa bulan yang lalu.
Beda dariku, aku baru hari itu akan menyerahkan lamarannya. Jika Allah sudah
berkehendak, tak ada yang bisa mengalangi. Rezeki adalah salah satu yang Allah
sudah tetapkan, Allah sudah atur masing-masing diri.
Rasa bahagia dan tak menduga
menyelimuti saat pengumuman hanya aku yang lolos, setelah seleksi tahap pertama
di sesi wawancara bersisa dua orang (aku dan satu orang yang sama-sama fresh graduate) yang kemudian seleksi
tahap kedua di sesi tes komputer. Puji syukur ku panjatkan pada-Nya. Tak ada
kesiapan apa-apa, tes semampunya namun prosesnya begitu cepat. Senin aku sudah
bisa mulai bekerja.
Orang-orang bilang “dasar sudah
rezeki kamu”. Aku tersadarkan, pertolongan Allah sangat dekat, janji Allah itu
pasti, ketetapan Allah sudah tepat.
Tidak hanya itu, ini jawaban do’a,
jawaban dari keresahanku beberapa hari terakhir. Pertama, aku berdo’a ingin
kerja yang kontraknya 3 bulan atau 6 bulan dulu saja, khawatir bosan. Allah pun
mengabulkan. Kedua, aku sangat ingin bekerja yang saat itu aku masukan lamaran
baru ke satu rumah sakit. Namun tak kunjung juga ada jawaban, diri gelisah dan
payah kemudian pasrah. Apapun yang terjadi sudah diatur, terus ku ingatkan
diri, namun masih saja ada rasa khawatir. Kutipan buku tere liye mengingatkan “Sungguh
ada banyak hal di dunia ini bisa jadi kita susah payah menggapainya, memaksa
ingin memilikinya, ternyata kuncinya dekat sekali; cukup dilepaskan, maka dia
datang sendiri. Ada banyak masalah di dunia ini yang bisa jadi kita mati-matian
menyelesaikannya, susah sekali jalan keluarnya, ternyata cukup diselesaikan
dengan ketulusan, dan jalan keluar atas masalah itu hadir seketika”. Aku pun
mencoba melepaskan, tidak lagi terlalu berharap. Percaya dengan skenario Allah
yang sebaik-baiknya penciptaan. Kemudian Allah pun memberikan rezeki yang tidak
disangka-sangka, meski bukan disana namun pasti disini yang terbaik untuk saat
ini.
Bismillah…
Dibalik keberhasilan tentu perlu
ada upaya, nah bagaimana upayaku? Nanti aku akan bagi dipostingan
berikutnya ya dear.
No comments:
Post a Comment