Bismillah, semoga terarahkannya kamu ke postingan ini tidak sia-sia, ada insight yang kamu dapat :)
Hari ini, mau cerita mengenai pengalaman mengikuti ujian SKD CPNS 2019. Alhamdulillah beberapa bulan lalu telah dinyatakan lulus administrasi sehingga bisa mengikuti tahapan selanjutnya, biidznillah.
Aku mendaftar salah satu formasi di Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tepatnya Dinas Kesehatan. Ujian tadi pagi berlokasi di gedung Youth Center Sport Jabar Arcamanik. Alhamdulillah, bersyukurnya lagi ada teman. Sempat bingung pergi pakai apa, bareng siapa. Bapak yang biasa mengantarkan aku kemana saja masih sakit tangannya, mohon do'a untuk beliau. Qadarullah hari ini banyak alumni satu kampus dari beberapa angkatan yang jadwal ujiannya sama, jadi aku bisa bareng adikku yang baik hati, Ria jazakillah khairan katsiran telah memudahkanku.
Ibuku yang biasa ku panggil mamah sebelum berangkat kerja mengingatkan berulang kali untuk meminum air yang telah beliau tiup do'a-do'a cintanya. Masyaallah terharu. Tak bosan beliau memanjatkan do'a yang terbaik untuk anaknya.
Pagi sekali sudah siap, sudah sarapan dan segala macamnya, sekitar pukul 05.40 pesan ojek online alhamdulillah dapat, yang biasa agak lama kalau masih terlalu pagi. Berangkat ku salami bapak meminta izin. Ya Allah, bismillah. Apapun hasilnya itu yang terbaik untukku.
Di perjalanan agak gerimis, jalanan lancar. Semakin dekat, sampai ke lokasi semakin deg-degan. Ternyata sampai sana sudah banyak orang. Tiba di lokasi sekitar pukul 7. Dengan santainya aku turun dari motor lalu berjalan ke arah penitipan barang, antri untuk registrasi. Tiba-tiba terdengar suara "Bagi yang tidak menggunakan sepatu hitam silahkan memisahkan diri". Deg. Drama pun dimulai.
Sepatuku bukan warna hitam, dengan perasaan panik aku keluar barisan, berpisah dengan Ria dan teman yang lain. "Teteh gimana dong?" Aku pun bingung. "Ya Allah... help me.." teriakku dalam hati. Aku lari ke luar area, lari ke depan gedung karena disarankan mencari peserta sesi kedua untuk meminjam dulu sepatunya. Itu tidak mudah. Aku usaha tanya ke beberapa orang, jawabnya sesi satu juga sepertiku. Astagfirullah. Gawai sudah di tempat penitipan, aku cuma bisa manggil dalam hati "Allah...mamah..." supaya ditenangkan, pikiran jernih dapat solusinya.
"Ya Allah kalau memang masih ada takdirku untuk ikut ujian ini, Engkau akan mempermudah" masih bisikku dalam hati. Berharap ada tukang sepatu hiks. Ada satu peserta terlihat menunggu, aku coba bertanya, ternyata iya dia sesi kedua, tapi sayang ibunya tidak mengizinkan hehe oke gapapa. Salahku juga kenapa tidak lihat informasi lagi dengan baik. Padahal biasa setiap malam aku suka nyimak twit BKN. Beberapa hari belakangan aku tidak terlalu sering buka gawai. Aku malah ikut informasi yang terakhir ku baca menyatakan "gapapa yang penting bersepatu dan bajunya yang hitam putih". Aku malah menyimpulkan boleh bebas warna sepatunya, sok tahu, ternyata salah. Pelajarannya, kalau ada info harus cross check kebenarannya, amannya langsung informasi dari sumber yang terpercaya.
Hujan pun turun, aku masih lari mencari sekeliling orang yang sesi dua, belum dapat. Akhirnya aku pasrah, aku balik lagi ke dalam gedung, ada juga orang yang sedang kebingungan sepertiku gara-gara sepatu. Saling sapa dengan seseorang "gimana kalau kita coba tanya lagi aja?" Ya Allah... Bismillah dicoba, ku ikuti sarannya. Finally huhuhu alhamdulillah boleh pakai sepatu punya Ria meski ada motifnya tapi terlihat bold. Aku bertanya sambil menyebutkan ciri-ciri sepatunya Ria, yang setahuku dia bawa sepatu cadangan. Kemudian lari lagi aku mencari Ria karena sepatunya ada di dalam tas, meminjam nomor penitipannya, qadarullah tadi tas kami juga dalam satu tempat penyimpanan.
Oke urusan sepatu selesai, alhamdulillah walau longgar karena ukurannya beda. Aku langsung masuk barisan lagi untuk mengikuti alur selanjutnya. Makasih Ria, menjadi perantara lagi menyelamatkanku, jazakillah khair. Ngomong-ngomong di sana kan banyak orang, seketika aku teringat gambaran di akhirat nanti. Baris nunggu hisaban hikssss sedih yah kalau diibaratkan yang kita bawa ternyata gak sesuai sama aturan Allah. Di dunia aku masih bisa ikhtiar sana sini, nanti di akhirat apa kabar? Masihkah ada kesempatan?
Dan kenapa coba gak dari awal yah aku iya-kan tawaran Ria untuk memakai sepatunya. Hehehe dasar biar dramanya lebih seru kali, lari-lari, hujan-hujanan, alhamdulillah masih diberi kesempatan berjuang di medan perang. Tidak kalah sebelum berperang hanya gara-gara sepatu. Semua karena pertolongan Allah. Jadi teringat juga sama cerita Ibunda Siti Hajar dan Nabi Ismail. Ikhtiar dulu, lari-lari kecil, walau solusinya bisa jadi ada di dekat kita.
Lanjut, saat masuk ruang ujian kebagian duduk di baris kedua depan. AC berada di hadapanku, aku yang kemarin beberapa hari sempat sakit dengan pilek dan batuknya masih awet, lama-lama tenggorokan terasa kering, yang rasanya ingin batuk. Astagfirullah awal tes dimulai gagal fokus karena batuk yang sulit berhenti. Gatal ingin minum.
Berulangkali berusaha untuk tetap tenang, fokus, kerjakan dengan benar. Mendadak sesi hitungan blank m, ada beberapa soal yang hanya bisa diisi asal. Kesulitan soal beberapa memang tak seberapa dengan latihan soal yang pernah aku pelajari, namun ada juga yang sulit, teks yang panjang-panjang membuatku lambat untuk menjawab. 15 menit lagi waktu, ada yang sudah keluar, tambah membuat panik. Pasrah deh pasrah. Akhirnya selesai juga dengan total skor tak disangka. Perkiraanku TWK kecil, kalaupun lolos PG paling nilainya pas, Passing Grade tahun ini 65 TWK 80 TIU 126 TKP. Alhamdulillah nilaiku melebihinya. Ini hasil terbaik menurutku. Cukup lega dan puas. Merasa menang saja dengan diri sendiri, ya meskipun dengan orang lain belum tentu. Tapi aku ingin mengapresiasi diriku, sudah melakukan yang terbaik, makasih yah sudah berjuang, ikhtiar semampu diri dalam versi terbaik. Apapun hasil akhirnya itu bonus dari Allah yang terrrrbaik. Walau yang kemarin dipelajari apa, keluar soal di ujian apa, tidak ada yang sia-sia ya insyaallah.
Kamu ikut CPNS juga kah? Ada pengalaman menarik? Hehe cerita dong. Kamu yang baru akan tes juga semangat. Tetap tenang jangan panik. Meminta do'a pada orangtua adalah kunci. Kalau memang rezekinya akan ada kemudahan yang tak disangka kamu dapati, dari arah mana saja. Santai dan fokus dalam mengerjakan soal. Setiap orang bisa jadi berbeda kesulitannya, dan hanya Allah yang mampu menolongmu, bagaimana pun caranya.
Pagi sekali sudah siap, sudah sarapan dan segala macamnya, sekitar pukul 05.40 pesan ojek online alhamdulillah dapat, yang biasa agak lama kalau masih terlalu pagi. Berangkat ku salami bapak meminta izin. Ya Allah, bismillah. Apapun hasilnya itu yang terbaik untukku.
Di perjalanan agak gerimis, jalanan lancar. Semakin dekat, sampai ke lokasi semakin deg-degan. Ternyata sampai sana sudah banyak orang. Tiba di lokasi sekitar pukul 7. Dengan santainya aku turun dari motor lalu berjalan ke arah penitipan barang, antri untuk registrasi. Tiba-tiba terdengar suara "Bagi yang tidak menggunakan sepatu hitam silahkan memisahkan diri". Deg. Drama pun dimulai.
Sepatuku bukan warna hitam, dengan perasaan panik aku keluar barisan, berpisah dengan Ria dan teman yang lain. "Teteh gimana dong?" Aku pun bingung. "Ya Allah... help me.." teriakku dalam hati. Aku lari ke luar area, lari ke depan gedung karena disarankan mencari peserta sesi kedua untuk meminjam dulu sepatunya. Itu tidak mudah. Aku usaha tanya ke beberapa orang, jawabnya sesi satu juga sepertiku. Astagfirullah. Gawai sudah di tempat penitipan, aku cuma bisa manggil dalam hati "Allah...mamah..." supaya ditenangkan, pikiran jernih dapat solusinya.
"Ya Allah kalau memang masih ada takdirku untuk ikut ujian ini, Engkau akan mempermudah" masih bisikku dalam hati. Berharap ada tukang sepatu hiks. Ada satu peserta terlihat menunggu, aku coba bertanya, ternyata iya dia sesi kedua, tapi sayang ibunya tidak mengizinkan hehe oke gapapa. Salahku juga kenapa tidak lihat informasi lagi dengan baik. Padahal biasa setiap malam aku suka nyimak twit BKN. Beberapa hari belakangan aku tidak terlalu sering buka gawai. Aku malah ikut informasi yang terakhir ku baca menyatakan "gapapa yang penting bersepatu dan bajunya yang hitam putih". Aku malah menyimpulkan boleh bebas warna sepatunya, sok tahu, ternyata salah. Pelajarannya, kalau ada info harus cross check kebenarannya, amannya langsung informasi dari sumber yang terpercaya.
Hujan pun turun, aku masih lari mencari sekeliling orang yang sesi dua, belum dapat. Akhirnya aku pasrah, aku balik lagi ke dalam gedung, ada juga orang yang sedang kebingungan sepertiku gara-gara sepatu. Saling sapa dengan seseorang "gimana kalau kita coba tanya lagi aja?" Ya Allah... Bismillah dicoba, ku ikuti sarannya. Finally huhuhu alhamdulillah boleh pakai sepatu punya Ria meski ada motifnya tapi terlihat bold. Aku bertanya sambil menyebutkan ciri-ciri sepatunya Ria, yang setahuku dia bawa sepatu cadangan. Kemudian lari lagi aku mencari Ria karena sepatunya ada di dalam tas, meminjam nomor penitipannya, qadarullah tadi tas kami juga dalam satu tempat penyimpanan.
Oke urusan sepatu selesai, alhamdulillah walau longgar karena ukurannya beda. Aku langsung masuk barisan lagi untuk mengikuti alur selanjutnya. Makasih Ria, menjadi perantara lagi menyelamatkanku, jazakillah khair. Ngomong-ngomong di sana kan banyak orang, seketika aku teringat gambaran di akhirat nanti. Baris nunggu hisaban hikssss sedih yah kalau diibaratkan yang kita bawa ternyata gak sesuai sama aturan Allah. Di dunia aku masih bisa ikhtiar sana sini, nanti di akhirat apa kabar? Masihkah ada kesempatan?
Dan kenapa coba gak dari awal yah aku iya-kan tawaran Ria untuk memakai sepatunya. Hehehe dasar biar dramanya lebih seru kali, lari-lari, hujan-hujanan, alhamdulillah masih diberi kesempatan berjuang di medan perang. Tidak kalah sebelum berperang hanya gara-gara sepatu. Semua karena pertolongan Allah. Jadi teringat juga sama cerita Ibunda Siti Hajar dan Nabi Ismail. Ikhtiar dulu, lari-lari kecil, walau solusinya bisa jadi ada di dekat kita.
Lanjut, saat masuk ruang ujian kebagian duduk di baris kedua depan. AC berada di hadapanku, aku yang kemarin beberapa hari sempat sakit dengan pilek dan batuknya masih awet, lama-lama tenggorokan terasa kering, yang rasanya ingin batuk. Astagfirullah awal tes dimulai gagal fokus karena batuk yang sulit berhenti. Gatal ingin minum.
Berulangkali berusaha untuk tetap tenang, fokus, kerjakan dengan benar. Mendadak sesi hitungan blank m, ada beberapa soal yang hanya bisa diisi asal. Kesulitan soal beberapa memang tak seberapa dengan latihan soal yang pernah aku pelajari, namun ada juga yang sulit, teks yang panjang-panjang membuatku lambat untuk menjawab. 15 menit lagi waktu, ada yang sudah keluar, tambah membuat panik. Pasrah deh pasrah. Akhirnya selesai juga dengan total skor tak disangka. Perkiraanku TWK kecil, kalaupun lolos PG paling nilainya pas, Passing Grade tahun ini 65 TWK 80 TIU 126 TKP. Alhamdulillah nilaiku melebihinya. Ini hasil terbaik menurutku. Cukup lega dan puas. Merasa menang saja dengan diri sendiri, ya meskipun dengan orang lain belum tentu. Tapi aku ingin mengapresiasi diriku, sudah melakukan yang terbaik, makasih yah sudah berjuang, ikhtiar semampu diri dalam versi terbaik. Apapun hasil akhirnya itu bonus dari Allah yang terrrrbaik. Walau yang kemarin dipelajari apa, keluar soal di ujian apa, tidak ada yang sia-sia ya insyaallah.
Kamu ikut CPNS juga kah? Ada pengalaman menarik? Hehe cerita dong. Kamu yang baru akan tes juga semangat. Tetap tenang jangan panik. Meminta do'a pada orangtua adalah kunci. Kalau memang rezekinya akan ada kemudahan yang tak disangka kamu dapati, dari arah mana saja. Santai dan fokus dalam mengerjakan soal. Setiap orang bisa jadi berbeda kesulitannya, dan hanya Allah yang mampu menolongmu, bagaimana pun caranya.
No comments:
Post a Comment