Bismillah mau sedikit berbagi insight dari event Jumpa Penulis 2019 yang aku hadiri kemarin. Bukan tentang apa yang aku dapati di acaranya, sudah jelas berbagai pengalaman, semangat dan energi positif tertransferkan ke dalam diri. Ini tentang bagaimana aku bisa hadir di event ini.
Sekitar bulan Oktober menemukan postingan Kang Tendi, founder KMO, yang akan membuka volunteer event Jumpa Penulis 2019 ini. Awalnya tertarik bukan karena keuntungan feenya, tapi biar nanti bisa hadir tanpa membayar tiket alias gratis hehe
Daftarlah jadi volunteer, yang dikejar bagaimana caranya agar bisa dapat tiket (keukeuh), syaratnya harus berhasil mendaftarkan minimal 10 orang. Posting sana sini, November baru dapet 5 orang, qadarullah ada yang mau daftar paket rombongan agar lebih hemat, tapi gak mudah juga nemu orang, berasumsi mungkin target market dengan followers aku gak sesuai🤣
Sampai akhir pendaftaran, 3 orang membatalkan diri, harga tiket pun mulai naik, makin berat kayanya kalau pilih paket single. Udahlah harus ikhlas kalau akhirnya aku batal hadir. Fee hasil 5 orang kemarin juga baru dibayarkan saat mau penutupan, jadi gak cukup, prinsip aku setiap pengeluaran harus ada pos pemasukan yang berbeda, jangan mengganggu pos lain (udah cocok kan jadi manajer keuangan keluarga? #ehðŸ¤)
Di grup volunteer sudah ramai membahas soal e-tiket, ternyata oh ternyata 50 pendaftar pertama dikasih bonus gratis tiket, ada volunteer yang katanya konsumennya malah menyerahkan semua bonus itu padanya, lalu dia menawarkan barangkali ada calon orang yang ingin hadir tapi tidak bisa bayar (haha itu aku), tak lama aku langsung hubungi Kak Timur (volunteer tersebut) untuk mengambil kesempatan itu. Yeay alhamdulillah tiket sudah dapat, ini sebelum Bapak kecelakaan.
Saat Bapak harus bedrest di rumah dan dibantu kebutuhannya, aku belajar ikhlas, menurunkan ego, yaudah iya jangan kemana-mana dulu, karena kan Mamah kerja, alhamdulillah ada hikmahnya aku masih kerja di rumah hheee.
Termasuk rencana pergi ke event JP ini, yaaah sayang ya, tapi yaudah mungkin belum rezeki.
Kenapa sih ingin sekali hadir? Karena ini event penulis nasional. Orang dari luar Bandung banyak juga yang daftar, tahun ini mumpung di Bandung loh, masa gak dateng ujar salah satu teman. Alasan terkuat karena semangat menulisku turun drastis. Apalagi sejak gagal menerbitkan buku di tahun ini. Orang yang sama-sama suka nulis juga ternyata bukan jodoh Hehehe blog ini saja kapan coba terakhir, di instagram @byirmanuy juga lama sekali tidak posting. Ah pokoknya butuh moodbooster. Mumpung momentnya juga pas akhir tahun, biar awal tahun baru punya suntikan energi positif lagi untuk menulis, berharap jumpa penulis adalah jawabannya.
Tibalah hari dimana event ini berlangsung, 15 Desember 2019, masih ragu pergi atau nggak di jam 06.00 WIB. Kalau alasan aku untuk tidak pergi itu Bapak, sepertinya sudah bukan jadi alasan, alhamdulillah Bapak perlahan kembali pulih. Terutama soal wudhu untuk sholat, kalau Bapak masih belum bisa, berarti aku tidak akan bisa pergi tenang walaupun ada Mamah di rumah. Kenapa? Karena Mamah gak bisa bantu wudhu Bapak, batal terus nanti wudhunya hehe. Wudhu Bapak kemarin masih dispon, jadi harus oleh aku sebagai anaknya, muhrimnya, tidak membatalkan wudhu walau bersentuhan. Alhamdulillah Bapak sudah mulai bisa ke kamar mandi sendiri, termasuk wudhu sendiri. Kemarin Mamah juga ada, dines malam. Yaudah dicoba bismillah izin pergi, meski deg-degan juga karena acaranya full sampai sore. Mereka tidak protes, akhirnya aku hadir ke event JP dengan tenang.
Di perjalanan aku termenung, ini tentu saja bukan suatu kebetulan, inilah takdir Allah yang sudah ditentukan. Seperti sepele, tapi memang begitu, dari hal terkecil Allah sudah atur apalagi hal-hal besar, tentunya Allah tak akan membiarkan. Jadi saat tak mendapatkan sesuai dengan keinginanmu, bisa jadi ada takdir lain, Allah lebih tahu apa yang terbaik. Sebab yang sudah ditakdirkan untukmu tak akan melewatkanmu, pasti akan diberikan untukmu, tak akan diberikan pada oranglain. Tenang :)
No comments:
Post a Comment