IR

Wednesday, February 12, 2020

Muslimah Pengukir Sejarah [Resume Kajian Ust. Haneen & Ust. Oki]

Bismillah...
Alhamdulillah hari ini dikasih nikmat bisa mengikuti kajian lagi yang bertema Muslimah Pengukir Sejarah di Masjid Al Latif Bandung. Mohon maaf apa yang disampaikan oleh Ust. Haneen tidak semua tertuliskan karena datangnya terlambat. Semoga meski resume apa adanya namun tetap bisa mengambil insight ya :)



Tentu bukan suatu kebetulan, belum menjadi Ibu namun Allah berikan pemahaman bagaimana seharusnya menjadi ibu pada hari yang berturut-turut. Inti yang bisa aku ambil hikmahnya, menjadi ibu itu peran yang sangat besar, sebelum melahirkan generasi yang berkualitas maka harus ditingkatkan pula kualitas calon ibunya. Banyak kisah yang bisa kita ikuti teladannya bagaimana agar bisa melahirkan generasi hebat dari sejarah para Ibu Mujahid, seperti kisah yang diceritakan pada hari ini oleh Ust. Haneen dan Ust. Oki.




Ketika sampai lokasi, Ust. Haneen sedang bercerita kisah Ibu dari Imam besar yang tidak asing bagi kita ialah Imam Syafi'i. Huhu so sad sudah di tengah-tengah cerita, bahwa Ibu beliau mendidik dan membesarkan Imam Syafi'i sendirian dengan ekonomi yang serba kekurangan. Namun itu bukan menjadi alasan untuk tidak memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Sebagaimana pun sulitnya, Ibu Imam Syafi'i tidak pernah berhutang, ini pelajaran yang harus kita ikuti. Kesulitan justru membuat beliau semakin kreatif. Bagaimana pun caranya beliau berikhtiar agar Imam Syafi'i bisa menulis Al Qur'an yang pada saat itu tidak mampu membeli kertas baru (kalau zaman sekarang), maka beliau mencari kertas-kertas bekas yang bisa dipakai.

Ibunya mendidik agar Imam Syafi'i menjadi orang yang jujur, saat masih kecil ibunya berkata "Nak, berjanjilah untuk jujur". Terus diulang-ulang sampai Imam Syafi'i memegang janji itu. Pada suatu ketika Imam Syafi'i bersafar ada segerombolan preman yang memalaknya. Beliau berkata bahwa tidak membawa apa-apa, hanya ini yang dia bawa (aku lupa apa) disaat temannya yang lain menyembunyikannya, tapi beliau jujur. Preman itu terkaget dan heran "Kok polos banget sih? Kenapa berkata jujur sekali?" Imam Syafi'i menjawab "karena aku sudah berjanji pada ibuku untuk jujur" "ibumu kan tidak ada di sini". Intinya preman itu merasa malu dan tobat, Imam Syafi'i yang masih kecil saja memegang janjinya, masa dia yang sudah dewasa melanggar janjinya pada Allah. Masyaallah...


Dari kisah tersebut, ibu sangat berperan besar dalam akhlaq anak, ibu mempunyai kontribusi saham besar dalam pendidikan anak. Jangan menyepelekan tugas seorang ibu, mungkin ada masa merasa jenuh karena di rumah aja, kerjanya cuma ngasuh anak. Tetaplah bangga karena kamu sedang mendidik anak menjadi orang hebat.


Kalau aku beropini, mungkin sebagian perempuan ada yang merasa jadi rendah karena asalnya sekolah tinggi tapi akhirnya malah di rumah ngurus anak. Justru saat itulah aktualisasi diri pada mendidik anak, manfaatkan ilmu dan skill yang kita punya.


Kata ust. Haneen teruntuk Singlelillah dimanfaatkan untuk membuat visi dan misi mau menjadi bunda seperti siapa? Anaknya mau jadi seperti siapa? Belajarlah dari para perempuan pengukir sejarah seperti Ibunda dari Imam Syafi'i.


Kesimpulan dari materi ust. Haneen yang didapat bahwa cara muslimah pengukir sejarah salah satunya dengan menitipkan ilmu pada anak. Masyaallah.


Kemudian lanjut oleh Ust. Oki Setiana Dewi, meskipun beberapa ada yang sama seperti  disampaikan kemarin hihi alhamdulillah... jadi tahu bagaimana kisah Siti Maryam dan Ibunya yang kemarin sempat dimention.


“Perempuan penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti imran dan Asiyah binti Mazahim istri firaun.” (HR. Ahmad, Thabrani, Hakim, Thahawi dalam shahih Al jami’ As Saghir no. 1135 dan silsilah hadits al-shahih no. 1508)


Kesempatan kali ini dibahas tentang Maryam. Pada Surat Al Imran ayat 42, Maryam dipilih Allah bahwa dirinya disucikan dari yang lain.



"Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu)." (QS. 3:42)


Pola pendidikan Ibu pada Siti Maryam ada dalam surat Al Imran ayat 35 sampai 37. 

1. Ibunya bertekad/ berazam bahwa anaknya shaleh akan taat pada Allah.
Sebelum bayi lahir beliau sudah berkata demikian, kalau bukan ibunya yang shalehah tentu tidak akan kepikiran seperti itu. Maka pelajaran untuk kita shalehkan dulu diri, senantiasa memperbaiki diri.


"(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS Al Imran: 35)

2. Berikan nama yang baik

Ibunya memberikan nama Maryam dan mendo'akannya.

"Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". (QS. Al Imran:36)


Teringat kisah ada orangtua yang mengeluh karena anaknya nakal pada Umar Bin Khatab, kemudian anak itu berkata "Wahai Amirul Mukminin sebelum menghukumku tolong jelaskan dulu kepadaku apa tugas orang tua seharusnya"


Tugas orang tua diantaranya

a. Carikan ibu yang baik
b. Berikan nama yang baik
c.Berikan pendidikan al qur'an atau agama

3. Mendo'akan setiap saat
Do'a orang tua pada anaknya salah satu do'a yang makbul. Berdo'alah sungguh-sungguh terutama di waktu mustajab. Jagalah lisan seorang ibu karena bisa jadi do'a.

4. Memberikan pengasuh terbaik di tempat terbaik
Siti Maryam dititipkan pada Zakaria, salah satu orang terbaik di Baitul Maqdis. Kalau zaman sekarang berarti titipkan pada sekolah terbaik.

"Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab." (QS. Al Imran:37)


5. Diberikan makanan yang thayyib.

Siti Maryam diberi makanan langsung oleh Allah seperti dalam surat Al Imran ayat 37 tadi. Maka pastikan makanan yang pada diri dan anak kita adalah halal dan thayyib, jauhkan dari yang haram dan subhat.

Adapun keutaman Siti Maryam dalam Surat Maryam ayat 16 sampai 22.



Ayat 16. Dan ceritakanlah ( Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Quran), (yaitu) ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitulmaqdis),


Ayat 17. lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.


Ayat 18. Dia (Maryam) berkata, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa."


Ayat 19. Dia (Jibril) berkata, " Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci."

Ayat 20. Dia (Maryam) berkata," Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!"

Ayat 21. Dia (Jibril) berkata, " Demikianlah." Tuhanmu berfirman, " Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan."

Ayat 22. Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

Dapat disimpulkan keutamaan Siti Maryam diantaranya:

1. Perempuan yang dipuji Allah
2. Wanita Ahli Surga
3. Lahir dari orang tua shaleh
4. Siti maryam tidak diganggu setan sejak lahir
5. Wanita yang benar di hadapan Allah
6. Menjaga kesucian dirinya
7. Melahirkan anak yang suci
8. Teladan sempurna
9. Diasuh oleh Nabi
10. Shalihah sejak kecil
11. Dapat makanan langsung dari Allah
12. Namanya diabadikan dalam Al Quran
13. Slalu menjaga dirinya
14. Rela berkorban

Masyaallah semoga kita bisa meneladani beliau :')


Ust. Oki juga mention perihal pacaran hehehe yuk putuskan pacarnya. Karena termasuk hal yang mendekati zina. Bagaimana bisa kita menjadi muslimah pengukir sejarah yang memiliki anak -anak shaleh jika didahului dengan hal yang Allah tidak suka. Maka Umma Oki memberikan tutorial putus hhiiii

1. Sholat tobat terlebih dulu
2. Mengirimkan pesan dengan ucapan terima kasih pada doi, meyakinkan hati kalau diri akan putus
3. Block seluruh akses komunikasi dengan doi. Bismillah...

Menambahkan sedikit dari yang ku pernah dengar/baca, pernikahan yang dimulai dengan pacaran akan dilanda masalah yang bisa jadi itu adalah pembersih dosa-dosa pra nikah. Ya allah.. betapa adilnya Allah. Maha Rahman Rahimnya Allah pada kita agar pernikahan yang suci tetap berkah itu tuh, Allah slalu ngasih kesempatan pada kita untuk bertobat, mohon ampun.


Yuk sama-sama kita memperbaiki diri, memantaskan diri teman-teman :'( Jangan pernah berputus asa dari Rahmat Allah, sebanyak apapun dosa kita akan Allah ampuni. Tapi kitanya mau nggak bertobat? Hikssss

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).



No comments:

Post a Comment