IR

Tuesday, December 11, 2018

Titik Mulai (Lagi)



Rasanya lama sekali sudah tidak menulis disini, adakah yang menanti? Hehehe memang ada yang suka dengan tulisanku? 

Semoga dengan dimulai lagi per hari ini aku menulis disini, bukan hanya sekedar titik mulai lagi, tapi harus menjadi titik keberlanjutan. Sebenarnya ini pun bagian lanjutan dari titik-titik yang pernah dimulai dulu. Hanya aku terlalu sibuk dengan duniaku yang padahal masih banyak tidak pentingnya. Beruntungnya aku memiliki sahabat yang masih setia dengan orang sepertiku, tak hentinya membersamai dan mengingatkanku. Love for you.

Berbicara titik mulai, akhir-akhir ini aku selalu tersadarkan oleh akun @titikmulai di instagram, posisinya aku yang sedang merasa benar-benar harus mengubah pola hidupku. Semenjak resign dari rumah sakit dan mencoba fulltime untuk di rumah, selama sebulan berlalu rasanya kepayahan. Kini semua waktu harus bisa diatur dengan baik dan tepat. Sebelumnya, saat masih kerja di luar, ada waktu yang sudah ditentukan (07.30 s.d 15.30) , 8 jam untuk bekerja, 3 jam di jalan, sisanya bebas diatur sendiri. Sekarang 24 jam harus diatur tanpa ada kontrak yang mengikat, kalau tidak teratur ya tidak akan mendapatkan apa-apa, hanya kerugian, buang-buang waktu.

Kemudian pikiranku terbesit …

Sebagai manusia, hakikatnya memiliki kontrak hidup, antara diri dan Sang Pencipta. Ada kesepakatan antara dua pihak, perjanjian di alam ruh (bisa dicek Q.S 7:172), iya ya benar (ngangguk-ngangguk baru ngeuh saat sedang mengetik), benar itu bisa dibilang kontrak kita dengan Allah Sang Pencipta. Kala itu seluruh manusia mengakui dan membenarkan bahwa Allah adalah Rabb, yang ku pahami selama ini peran Rabb itu salah satu maknanya sebagai Pengatur. Maka salah besar jika aku bilang pada paragraf sebelumnya “tidak ada kontrak”, sesungguhnya kita sudah ada kontrak dengan Allah dari sejak di alam ruh, jauh sebelum kita lahir. Astagfirullah, sadarkah diri?

Allah sudah sebaik-baiknya sebagai Maha Pengatur, ada Al Qur’an dan As Sunnah sebagai pedoman. Kalau aku mengibaratkan dunia ini adalah tempat bekerja, maka Allah adalah bosnya dan kita adalah pegawainya. Allah yang mengatur sistem kerja, Allah yang berkuasa untuk memberikan beban pekerjaan (ujian hidup), pedoman yang digunakan pedomannya Allah, Allah juga yang memberikan upah. Mashaallah, maka sudah seharusnya tidak usah mengeluh soal pekerjaan, hakikatnya kerja dimana pun kita sedang bekerja untuk Allah, pekerjaan kita kan ibadah (teringat Q.S 51:56), apapun bentuknya kita harus tetap beribadah :’)

Kembali pada bahasan titik mulai, seringnya aku pribadi merasa ada titik jenuh saat sudah memulai titik hingga sampai akhirnya titik itu terhenti. Biasanya hanya semangat di awal-awal, loyo di tengah-tengah, kemudian terus meredup kalau diibaratkan cahaya dan akhirnya gelap.

Menurutku yang paling ampuh menjaga kestabilan ketika titik jenuh adalah dengan adanya teman. Sendiri itu berat, mending kita bersama saja, hehehe. Aku sangat terbuka dengan teman-teman yang ingin membersamaiku dalam pekerjaan (ibadah) ini, mari bergandengan. Salah satu contoh, aku punya grup yang isinya orang yang sama-sama sedang menanti dalam taat, kita saling mengingatkan jangan sampai kita pacaran (melakukan cara yang tidak Allah suka), saling membangunkan shalat malam, dll. Ada juga teman yang membersamai dalam kepenulisan, bisnis, pekerjaan rumah (hhaa ini sih mamah pasti), apalagi yaa, mungkin aku harus punya teman untuk program penggemukan badan hheu.

Teruntuk aku, kamu atau pun kita yang memiliki impian (tercapainya sesuatu), maka mari putuskan untuk menentukan titik mulai. Mulailah dari hal-hal yang sederhana, teringat sharing dengan dr. Tazkia beberapa minggu lalu, kalau ingin aktivitas kita dinilai ibadah maka jadikan kebiasaan aktivitas kita jadi ibadah, jangan menganggap remeh sesuatu, bisa jadi kebiasaan-kebiasaan sederhana tersebut menjadi pemberat amal kita di akhirat, seperti yang dicontohkan kisahnya shahabiyyah yang mendapatkan perhatian dari Rasulullah lalu dido’akan khusus ketika ia meninggal karena kebiasaannya mengumpulkan daun yang berguguran di sekitar mesjid. Mashaallah.

Semangat untuk terus melanjutkan titik-titik kehidupan ini sesuai kontrak diri dengan Allah.
Salam, irmanuy❤

4 comments: